Perayaan-perayaan Liturgis Selama Pekan Suci
Sebelum
memasuki masa Trihari Paskah
(Triduum Paschale, TP) Gereja mengalami suatu masa tobat dan puasa yang
disebut dengan Masa Prapaskah (Tempus
Quadragesimae,TQ). Pada
hari-hari terakhir Masa Prapaskah dan
menjelang Trihari Paskah masih
terdapat suatu masa yang cukup penting, yakni Pekan Suci (Hebdomada Sanc ta, HS). Pekan Suci diawali dengan Misa Pengenangan Sengsara Tuhan pada
perayaan Minggu Palma atau Minggu Sengsara. Kamis Putih menjelang Misa Perjamuan
(malam) Tuhan sekaligus merupakan akhir Masa
Prapaskah dan Pekan Suci.
Selama Trihari Paskah Gereja merayakan misteri-misteri terbesar karya
penebusan. Perayaan Trihari Paskah merupakan puncak Tahun Liturgi. Rangkaian Trihari Paskah itu dimulai
dengan Misa Perjamuan Tuhan pada
hari Kamis Putih sore dan
berakhir dengan Ibadat Sore II
Hari Minggu Paskah. Saat-saat
itu Gereja mengenangkan peristiwa
penyaliban (sengsara), pemakaman
(wafat), dan kebangkitan
Kristus. Ada satu garis ritual yang utuh: awal, puncak dan penutup.
A. MINGGU PALMA: MISA PENGENANGAN SENGSARA TUHAN
Makna:
Minggu Palma |
- Pekan Suci dimulai pada hari Minggu Prapaskah VI atau yang lazim disebut dengan Minggu Palma atau Minggu Sengsara, karena untuk mengenangkan sengsara Tuhan. Minggu Palma adalah pintu masuk Pekan Suci. Pada hari-hari selama Pekan Suci kita diajak mengenang satu peristiwa penebusan lewat sengsara, wafat dan kebangkitan sekaligus. Setiap perayaan liturgis tetap mengandung unsur-unsur penebusan itu.
- Perayaan Ekaristi diadakan sebagai pengenangan akan sengsara Tuhan itu dikaitkan dengan perayaan kejayaan-Nya sebagai seorang Raja. Misa Pengenangan Sengsara Tuhan itu diawali dengan pengenangan akan peristiwa Kristus memasuki kota Yerusalem sebagai Almasih.
- Bagi orang Kristiani Masa Prapaskah harus menuju suatu perjalanan menuju Yerusalem, yakni menghadapi kematian dan kebangkitan Kristus. Masa Prapaskah ibarat suatu eksodus baru, meninggalkan tanah pembuangan menuju Yerusalem, menyongsong Paskah Kristus.
B. SEBELUM TRIHARI PASKAH : MISA KRISMA
Makna:
- Gereja partikular (keuskupan) berkumpul bersama untuk memberkati minyak yang akan digunakan di gereja-gereja pada waktu pembaptisan di misa Malam Paskah. Misa ini merupakan tanda kesatuan Gereja keuskupan, di mana Uskup dan seluruh perangkat keuskupannya, tak ketinggalan umat beriman, berkumpul untuk menyiapkan minyak kudus yang akan diberikan kepada para baptisan-baru.
- Pada kesempatan Misa Krisma ini, biasanya Uskup bersama para imam sekeuskupan dan disaksikan umat mengadakan Pembaharuan Janji Imamat di Gereja Katedral.
C. KAMIS PUTIH : MISA PERJAMUAN TUHAN
Perjamuan Terakhir |
Makna:
- Hari Kamis Putih: Hari ini hari terakhir masa Prapaskah. Suasana pertobatan masih berlaku di sini. Maka, Kamis Putih pagi hari masih boleh diadakan Sakramen Rekonsiliasi/Tobat/Pengakuan dosa, namun sebaiknya tidak diadakan lagi selama Trihari Paskah, meskipun tidak dilarang. Misa Krisma sebaiknya diadakan pada Kamis Putih pagi, namun karena alasan pastoral dapat dipindah pada hari-hari sebelumnya.
- Misa Perjamuan Tuhan: Gereja memulai Trihari Paskah dan memperingati perjamuan malam terakhir Tuhan (pendirian/intitusi Sakramen Ekaristi). Saat itu Yesus mempersembahkan Tubuh dan DarahNya sendiri dalam rupa roti dan anggur yang diberikanNya kepada para muridNya (perintah cinta persaudaraan). Yesus juga memerintahkan mereka dan para penggantinya dalam imamat untuk melestarikan kurban itu (tugas sakramen imamat).
- Setelah Misa Kamis Putih terakhir, ada pemindahan hosti dengan perarakan menggunakan sibori. Kemudian diadakan penghormatan atau adorasi kepada Sakramen Mahakudus. Biasanya kita menyebut dengan istilah ”Tuguran”. Setelah pukul 24:00, jangan ada lagi kemeriahan lahiriah, karena kesengsaraan Tuhan telah dimulai.
D. JUMAT AGUNG : PERAYAAN PENGENANGAN SENGSARA TUHAN
Makna :
Kematian Kristus |
- Hari Jumat Agung: hari ini ditetapkan sebagai hari laku tapa dan tobat dengan kewajiban berpantang dan berpuasa bagi seluruh anggota Gereja. Hari ini disebut sebagi hari puasa Paskah karena sudah termasuk dalam rangkaian Trihari Paskah; dibedakan dengan hari-hari puasa Prapaskah (40 hari). Sesudah dimulai sejak Kamis malam, hingga menjelang Sabtu Malam Paskah. Saat itu Sang Pengantin Pria sudah meninggalkan Gereja, maka kita pun berpuasa.
- Perayaan atau Ibadat Pengenangan Sengsara Tuhan: Gereja merenungkan kesengsaraan Kristus menghormati salib, merenungkan asal-usulnya, yakni dari lambung Kristus yang tergantung salib, serta mendoakan keselamatan seluruh dunia.
E. SABTU SUCI: SAAT ISTIRAHAT, TENANG, DAMAI
Makna :
Dengan berdoa dan berpuasa, seraya menantikan kebangkitan Kristus, Gereja seakan berada di makam-Nya, sedang merenungkan kesengsaraan dan wafat serta turunnya Kristus ke alam maut. Hari kedua dalam Trihari Paskah ini melambangkan juga saat istirahat Allah (sabat), maka sebaiknya suasana tenang dan damai justru mewarnai hari ini.
F. MISA PASKAH: MISA MALAM PASKAH DAN MISA KEBANGKITAN KRISTUS
Makna:
Kebangkitan Kristus |
- Malam ini Gereja berjaga dalam doa (latin: vigili) dengan merayakan suatu liturgi agung untuk mengenangkan saat-saat Tuhan bangkit dari kematian. Gereja sesungguhnya sedang menantikan kedatangan Tuhan kembali. Inilah ”bunda dari segala malam tirakat (vigili)”. Suatu malam pembebasan, seperti ketika bangsa Israel tetap berjaga-jaga menantikan Tuhan yang akan lewat dan membebaskan mereka dari penindasan bangsa Mesir. Malam Tuhan lewat (pesach) yang dikenangkan bangsa Israel setiap Tahun itu melambangkan saat kebangkitan Kristus (Paskah), malam pembebasan sejati, saat Kristus bangkit sebagai pemenang atas maut. Gereja juga memperingatinya setiap tahun.
- Misa Malam Paskah dibuka dengan upacara cahaya. Kemudian dihidupkan dengan Nyanyian Pujian Paskah (Exultet). Dalam upacara malam ini juga diadakan Pembaharuan Janji Baptis dengan dengan lilin bernyala, dilanjutkan dengan pemercikan air.
G. MISA KEBANGKITAN KRISTUS
Makna :
Gereja merayakan kebangkitan Kristus dengan penuh sukacita. Dalam Misa Agung (St. Atanasius) ini diadakan misa-misa pertama yang mengawali masa Paskah. Hari ini sudah dihitung sebagai hari Minggu Paskah I, awal Masa Paskah yang akan berakhir pada Hari Raya Pentakosta, 50 hari kemudian. Namun demikian, masa Trihari Paskah sendiri baru berakhir setelah Ibadat Sore II hari Minggu itu.
(Tulisan ini dikutip dari bahan seminar P. C.H. Suryanugraha, OSC)