Sebenarnya, umat Katolik tidak diharuskan untuk berdoa melalui Bunda
Maria. Kita dapat berdoa langsung kepada Yesus, atau kepada Allah Bapa,
dengan Pengantaraan Yesus. Hal ini jelas terlihat dalam doa penyembahan
yang tertinggi bagi umat Katolik, yaitu di dalam perayaan Ekaristi
Kudus, atau di dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, yaitu
doa Bapa Kami, yang langsung ditujukan kepada Allah Bapa. Namun
demikian, Kitab Suci juga mengajarkan secara implisit akan peran
permohonan Bunda Maria kepada Yesus, dalam kisah mukjizat Yesus yang
pertama di pesta perkawinan di Kana (lih. Yoh 2:1-11) dan dalam doanya
bersama para Rasul menantikan Roh Kudus menjelang hari Pentakosta (Kis
1:14).
Walaupun kita dapat berdoa langsung kepada Tuhan,
Magisterium Gereja Katolik menganjurkan umatnya untuk memohon dukungan
doa dari Bunda Maria, dan belajar dari teladan Bunda Maria, untuk dapat
bertumbuh secara rohani. Hal ini diajarkan oleh para Bapa Gereja, para
orang kudus (Santo/ Santa), Bapa Paus, dan dalam dokumen Konsili Vatikan
II. Bunda Maria, Bunda Allah dan Bunda Gereja, yang mendampingi Gereja
awal dengan doa-doanya juga akan terus mendampingi Gereja sampai akhir
zaman. Doa-doa Bunda Maria dan para kudus di surga selalu menyertai kita
yang masih berziarah di dunia ini, karena kita telah dipersatukan oleh
Kristus menjadi anggota Tubuh-Nya; dan persatuan ini tidak terpisahkan
oleh maut. Maka kita sebagai umat beriman dapat menyampaikan doa
permohonan kepada Tuhan dengan memohon pertolongan Bunda Maria dan para
kudus lainnya, agar mendoakan ujud doa-doa kita itu di hadapan Yesus.
Maka jika seseorang tidak mau memohon dukungan doa dari Bunda Maria
atau dari para kudus di surga, ia tidak dapat dikatakan berdosa, namun
sebetulnya yang ‘rugi’ adalah orang itu sendiri. Memang kita tidak harus
berdoa memohon pengantaraan mereka, namun jika kita melakukannya, itu
berguna bagi kita sendiri, karena hal itu melatih kita untuk bertumbuh
dalam kerendahan hati. Sesungguhnya, dengan melihat kepada para orang
kudus itu sebagai teladan, kita terpacu untuk hidup seperti mereka. Ini
seperti layaknya adik kelas yang belajar dari kakak kelas atau mereka
yang sudah lebih dahulu lulus ujian. Kita bisa belajar langsung dari
dosen ataupun guru kita, tetapi bisa juga, di samping belajar dari guru,
kita belajar dari kakak kelas. Tidak ada keharusan kita belajar dari
kakak kelas, namun tentu baik bagi yang mau melakukannya, karena akan
sangat banyak manfaatnya. Jika di dunia ini kitapun sering meminta
dukungan doa dari orang-orang lain yang kita pandang ‘lebih dekat’
dengan Yesus, maka seharusnya kita tidak ragu untuk memohon dukungan doa
dari para orang kudus yang sudah jelas lebih kudus daripada kita semua
yang masih hidup di dunia. Para orang kudus itu adalah orang-orang yang
sudah dibenarkan oleh Tuhan -karena mereka telah bersatu dengan-Nya di
Surga, maka sungguh besarlah kuasa doa mereka! (Yak 5:16).
Sumber: Situs Katolisitas